Provinsi Gorontalo terletak pada Semenanjung
Gorontalo (Gorontalo Peninsula) di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian barat
Provinsi Sulawesi Utara.
Luas wilayah provinsi ini 12.435,00 km² dengan
jumlah penduduk sebanyak 1.166.142 jiwa (2018) dan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 0.91%.
Di sisi lain, masyarakat Gorontalo juga memiliki
budaya 'moleleyangi' atau dalam bahasa Indonesia disebut 'merantau'. Etnis
Gorontalo paling banyak tersebar di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan
Kalimantan Timur. Ditengarai, penyebaran diaspora Gorontalo telah mencapai 5
kali lipat dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia.
Menurut satu hikayat, daerah yang dikenal
dengan istilah 'Semenanjung Gorontalo' berasal dari sebuah pulau
kecil. Lama-kelamaan, air laut di sekitar pulau itu surut hingga muncul
tiga gunung, yang salah satunya adalah Gunung Tilongkabila.
Adapun sebuah lembah di sebelah selatan Gunung
Tilongkabila tersebut dicatat dalam sejarah sebagai wilayah yang bernama
Hulontalangi yang kemudian dikenal sebagai daerah Hulontalo atau Gorontalo yang
juga merupakan cikal bakal wilayah Kota Gorontalo.
Gorontalo sendiri berasal dari kata
Hulontalo dari kata dasar Hulontalangi, sebuah nama salah satu Kerajaan di
Gorontalo. Hulontalangi sendiri memiliki makna lembah mulia. Hulontalangi juga
dimaknai sebagai daratan yang tergenang.
Selain itu, terdapat beberapa catatan sejarah
mengenai asal muasal nama Gorontalo, di antaranya berasal dari kata Huidu
Totolu yang bermakna tiga gunung. Kemudian kata Pogulatalo yang
bermakna tempat menunggu. Kata Pogulatalo lambat laun berubah dalam
ucapan masyarakat menjadi Hulatalo.
Selain itu, Gorontalo juga berasal dari kata Hulontalo. Namun,
karena kesulitan dalam pengucapannya maka para penjajah Belanda menyebut
Hulontalo menjadi Gorontalo.
2 dari 3 halaman
Julukan Gorontalo
Banjir tahunan yang sering terjadi antara 5 hingga 6 tahun sekali bukan
karena hutannya sudah gundul, sebagian warga mempercayai hal mistis jadi
penyebabnya. (Lipuan6.com/ Arfandi Ibrahim)
Sama seperti daerah lainnya, Gorontalo juga memiliki banyak julukan.
Antara lain, Bumi Serambi Madinah, Provinsi Karawo, The Hidden Paradise,
Gerbang Utara Indonesia, Lumbung Jagung Nusantara, Bumi Para Sastrawan, dan
Tanah Para Sultan.
Dikutip dari berbagai sumber, sebutan Bumi Serambi
Madinah tak lepas dari populasi masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam.
Bahkan Gorontalo memiliki semboyan yang berbunyi, "Aadati hula-hula to
Sara', Sara' hula-hula to Kuru'ani (Adat bersendikan Syara', Syara' bersendikan
Al-Quran)".
Selain itu, Gorontalo juga dikenal dengan
empat falsafah lainnya, antara lain: Mohuyula (Bahu membahu atau Bergotong
royong); Mopotuwawu Kalibi, Kauli, wawu Pi'ili (Menyatukan Hati, Perkataan, dan
Perbuatan); Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potombulu (Jasad membela
tanah air, Jiwa dipertaruhkan, Harta bagi kemaslahatan orang banyak); dan Lo
Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Bo'odila Polusia Hilawo (Pemimpin itu penuh
dengan Kewibawaan, Maka tidaklah dirinya Sewenang-wenang).
Komentar
Posting Komentar